Suami Istri Bagi Kami Adalah Kekasih

Aku adalah Fatma, umur 25 tahun dan telah menikah dengan Nailur Rifat yang saya sangat sayangi setelah orang tua saya. Banyak yang terjadi antara kami entah itu suka atau tidak, kadang kala kita bertengkar meributkan hal-hal yang kecil, namun menit kemudian kita tertawa menyadari betapa kita telah menghabiskan 15 menit waktu romatis terbuang dengan pertengkaran yang seharusnya tidak terjadi.

Sebelum menikah aku dan Rifat telah membuat kesepakatan, bahwa kita bukanlah sepasang suami istri, kita adalah pasangan kekasih selamanya. Karena aku masih ingat saat 2009 Oktber lalu dimana tiba-tiba orang tua kami membuat sebuah keputusan menikahkan kami bulan November. Senang banget sich,,,namun setelah melalui perenungan ternyata di usia kami yang telah menginjak 25 tahun aku dan Rifat masih sangat seram menyadari bahwa aku dan dia adalah sepasang suami istri, karenanya akmu memutuskan jika aku dan dia adalah kekasih selamanya.

Sekarang April 2011, sudah 1,5 tahun lebih kami menikah dan perasaan cemasku adalah aku belum punya momongan, pertengahan 2010 dulu sempat telat beberapa bulan namun akhirnya harus menyerah dan mulai dari awal saat tiba-tiba aku mengalami mentruasi lagi. Disanalah aku temukan Rifat yang sama saat pertama kali aku dan dia mulai berpacaran, rasa sayang dan dukungan dialah yang membuatku selalu berada nyaman diantara orang yang mempertanyakan diriku tentang kehamilannku.

1.,5 tahun, namun aku dan dia sama-sama takutnya  menyebutkan kita adalah sepasang suami-istri untuk dirikita sendiri, kita adalah sepasang kekasih. Aku yang juga sangat takut jika nantinya Rifat memutuskan bahwa kita bukanlah sepasang kekasih, namun pasangan suami istri. Saya pikir tidak akan semua pembaca setuju dengan keanehan kami, alasan kenapa kita tidak memutuskan menyebut  bahwa kita adalah pasangan suami-istri (mesti  100% benar) karena bagi kami sangat menakutkan menyadari kami suami istri yang setiap hari bersama dengan rasa tanggung jawab yang membebani kami sebagai seorang suami dan juga seorang istri. Sangat menyenangkan mesti kita telah bersama selama 3 tahun, 1,5 menikah namun masih saja bercanda dan melakukan “Kencan” saat malam minggu tiba. Membeli buku, makan bersama dan sesekali saling traktir mesti uang yang aku buat tetap saja uang yang diberikan Rifat setiap bulannya.  Saling merayu dan saling menggoda saat kami mulai berada di titik kebosanan dengan aktivitas, berterim kasih tentang masakan yang telah kami buat, dan mengantarku ke kamar kecil saat aku terbangun malam hari karena pengen buang air, mengajak ke sekolah saat lembur ngerjain tugas sekolah (Maklum Rifat adalah Guru), tertawa saat aku bercerita sinopsis Drama Korea yang lucu-lucu dan geleng-geleng saat aku melted melihat wajah Lee Min Ho di city Hunter saat syutin di Tailand.

Tadi saat akan mandi Rifat bilang bahwa merebus air hangat buat aku mandi (maklum diriku alergi air dingin, bisa gatal-gatal dan langsung demam) adalah kewajibannya “Kan pacarku ini udah melakaukan banyak hal buatku,,,” Jadi sesibuk apapun dia saat instal apapun di depan PC jika aku bilang mau mandi, Rifat akan langsung berdiri dan merebuskan air buatku.

Sebenarnya banyak alasan aku dan dia tidak menyebut istriku yang cantik, suamiku yang ganteng. Namun tetap kami ganti dengan pacarku yang cantik, pacarku yang guanteng....Yang terpenting kami saling menghargai satu dengan yang lainnya, dan yang paling penting adalah di surat nikah kami bukanlah tertulis Nama Kekasih. ^_^